Kemarin, saya dengan sok tahunya bilang bahwa Jerman mampu
mengalahkan Argentina.kemarin saya bilang Angela Merkel diap menari kabaret
untuk Miroslav Klose dan kolega. Saya juga berkata bahwa moral ras arya akan
naik seiring dengan satu bintang tambahan di dada para pemain. Dan dengan
kebetulan, kesoktahuan saya benar adanya.
Jerman sendiri pulang ke tanah airnya dengan senyum
sungging. Saya harus mengamini kekuatan kun fayakun yang Bayu sering katakan
dalam beberapa waktu belakangan benar adanya. Kun fayakun, sebuah kredo
sederhana nan usang namun masih relevan untuk diterapkan kapanpun. Tuhan memang
sudah mengkehendaki kemenangan der Panser atas Argentina 1-0. Jauh sebelum kesoktahuan saya
membuncah belakangan ini. Bukanlah kebetulan jika Jerman kerap menjuarai Piala
Dunia dengan embel-embel angka empat di dalamnya (1954,1974 dan 2014, saya
terpaksa harus menghilangkan 1990 karena tak masuk hitungan).
Dan kun fayakun sendiri telah menemukan maknanya. Semua orang
memprediksi tak mungkin sebuah negara asal Eropa menjadi juara di tanah
Amerika. Memang tidak pernah. Sama sekali tidak. Namun, siapa yang bisa melawan
kehendak tuhan? Mungkin hanya sutradara film 2012 yang bisa menolak hari kiamat
dan menyelamatkan sisa-sisa umat manusia. Sayangnya itu hanyalah film. Film yang
membodohi kita sebagai mahluk tuhan. Amerika memang menyebalkan.
Kemenangan ini juga merupakan kemenangan pribadi Bundesliga
sebagai penyelenggara Liga Jerman. Hampir 90 % skuad Jerman diisi oleh orang-orang
yang mencari nasi di divisi tertinggi negeri super modern tersebut. Bundesliga sendiri
adalah liga paling stabil di dunia. Karena mayoritas klub yang berlaga di kasta
tersebut, selalu menyertakan pemain binaan dalam skuadnya tanpa harus terlihat
ingusan seperti Arsenal. Lihat saja performa Dortmund Shalke dan tentunya
Munchen. Mereka kerap tampil fantastis dengan youngster-youngsternya. Hal ini
pula yang membuat timnas Jerman memetik hasilnya. Menjuarai Piala Dunia dengan
mayoritas pemain muda binaan negeri sendiri di dalamnya.
Di awal saya juga sudah menuliskan tentang naiknya moral ras
arya di mata dunia. Seluruh orang di dunia saat ini mungkin sudah menulis/mengucapkan
“selamat untuk Jerman atas keberhasilan menjuarai Piala Dunia,” dengan
bahasanya masing-masing. Hal ini tentulah sebuah penghormatan untuk ras arya
secara keseluruhan. Phillip Lahm dan kawan-kawan mungkin saja bisa jumawa
dengan kemenangan dan keseganan warga dunia. Bisa saja mereka kembali mencoba
memenangkan kembali ras arya terhadap bangsa yahudi, seperti apa yang sudah
dilakukan Hitler sebelumnya.
Ah semua bisa terjadi dengan kun fayakun...............
Setelah solat subuh, masih ngantuk (5:59)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar