Gambar ini dibuat oleh Riko
Lagi-lagi Riko
berulah. Kali ini Riko tidak sendirian, ia ditemani Inu –seorang kawan yang
baru meresmikan ajaran baru (cek TL @inuisme)- sedang menggambar wajah. Dan
saya yang tak tahu ingin berbuat apa, langsung saja menuliskan cerita –setidakknya
tulisan ini dapat dijadikan kenangan untuk kami bertiga- mengenai mereka
berdua.
Lagu Efek Rumah Kaca
diputar keras-keras dari handphone
Riko. Dua anak Desain Komunikasi Visual bersama saya tentunya, langsung larut
dalam kegirangannya masing-masing. Inspirasi langsung datang, mereka menggambar
dan saya menulis mereka yang sedang asyik menggambar. Entah untuk apa semua
ini, mungkin hanya tugas kuliah atau mencari kesenangan, siapa yang peduli?
Gambar ini dibuat oleh Inu
Gambar ini dibuat oleh Riko
Malam yang masih
saja terguyur hujan sangat terasa hangat ketika teh manis hangat, yang
dibuatkan oleh Inu setelah kode-kode gelagat tidak enak diperlihatkan oleh saya
dan Riko, menemani kesibukkan kami. Lagu yang terdengar semakin menambah asyik
untuk menyibukkan diri kami sendiri, bukan bermalasan. Semua bergerak. Tangan bergerak,
otak berputar, waktu pun terus melaju tanpa henti. Ada karya yang tercipta pada
malam itu.
Mereka melukiskan wajah dalam goresan pensil, sementara saya melukiskan mereka dan suasana malam itu dalam sebuah tulisan.
Riko dan Inu membuat
komposisi sketsa anak muda yang terlihat tua dan sebaliknya. Yang jelas,
sketsa-sketsa yang dibuat oleh Riko dan Inu lebih asyik dilihat daripada
melihat modelnya secara langsung –setidaknya untuk saya. Saya asyik merekam
kejadian demi kejadian untuk dijadikan sebuah kenangan.
Semua terjadi dalam
waktu yang sangat singkat, sampai panggilan asap-asap kecanduan memanggil kami
yang mulai sadar akan kebutuhan. Akhirnya, obrolan standar menutup perjumpaan
kami pada malam yang belum kering oleh air hujan.