Babak pedelapan final Piala Dunia 2014 di Brazil telah
dirampungkan pagi tadi. Belanda memastikan tempat terakhir di Semifinal setelah
mengandaskan Kosta Rika 4-3 via drama adu penalti. Pasukan van Gaal bukannya
tak bisa membinasakan perlawanan underdog dari benua amerika utara itu melalui
pertandingan gentel selama 90 menit. Namun, laskar der Orange bisa dibilang
sial sepanjang pertandingan tersebut. Beberapa kali tembakan marabahaya dari
Wesley Sneidjer hanya mampu menerpa mistar gawang. Tusukan maut dan berbagai
aksi teaterikal si kaki kaca, Arjen Robben hanya menghasilkan beberapa
tendangan bebas dan sepak pojok. Si keparat Robin van Persie pun hanya
membuang-buang peluang emas. Malam itu ia tampil bak Fernando Torres ataupun
kompatriotnya di United, Danny Wellbeck. Belanda juga bisa dibilang tidak
cermat membaca peluang pagi tadi. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya offside
yang mereka dapatkan. Sungguh mubazir. Sesungguhnya Gusti Allah membenci
perbuatan itu.
Kemenangan Belanda atas Kosta Rika juga tak lepas dari
kejeniusan Louis van Gaal. Sang meener memasukan penjaga gawang cerdas yang
berasal dari tim penuh masalah, Newcastle United, Tim Krul, pada menit ke 120. Hal
ini membawa sukses besar karena Krul sendiri berhasil memblock dua sepakan
pemain kosta rika. Dengan hasil tersebut, Belanda akan bersua tim tango,
Argentina di semifinal.
Pada Piala Dunia 1978, Argentina berhasil menghempaskan
perlawanan tim tulip arahan Rinus Michells dengan skor 3-1. Piala Dunia ini
juga sedikit dibumbui kontroversi karena Argentina mampu memporak-porandakan
Peru dengan skor 6-0 di semifinal. Padahal, saat itu Peru memiliki penjaga gawang kuat, Ramon Quiroga tampil gemilang
serta jarang kebobolan sepanjang turnamen. Selidik punya selidik, ternyata
Quiroga masih memiliki darah Argentina dan sengaja mengalah demi membuat
Argentina melaju menghadapi Belanda di final.Argentina berhasil menjadi juara
untuk pertama kalinya di rumah sendiri sekaligus menandai matinya total
football yang diperagakan Johan Cruyff di tanah Amerika latin.
Hal inilah yang mendasari Belanda harus membalaskan
dendamnya kepada tim tango. Belanda diprediksikan mampu mengatasi perlawanan
yang maha kuasa Lionel Messi beserta pengikut-pengikut setianya. Belanda memiliki
kolektivitas serta kerjasama tim yang baik dibandingkan Argentina yang hanya
mengandalkan serangan melalui di Maria dan Messi. Apalagi di Maria sendiri
diprediksikan akan absen pada partai ini. hal ini juga yang membuat Belanda
sedikit diuntungkan ketimbang Argentina.
Partai lain juga diprediksikan akan berlangsung menarik kala
Brazil bersua Jerman. Masih lekat dalam ingatan ketika tim samba
memporak-porandakan Jerman 2-0 di Final Piala Dunia 2002. Ronaldo Luiz Nazario
menjadi aktor protagonis pada laga itu, ia berhasil menyumbang satu gol ke
gawang si singa Bavaria Oliver Kahn sekaligus membuatnya menjadi topskor
turnamen dengan gol.
Jerman sendiri memiliki peluang lolos lebih besar ketimbang tuan rumah. Hal itu
disebabkan karena beberapa pemain kunci Brazil semisal Neymar dan Thiago Silva
harus absen. Neymar harus merasakan pahitnya dunia karena kesombongannya
membodohi para pemain lawan dengan skill murahannya karena fullback kolombia, Zuniga
telah memberikan kenangan tak terlupakan untuk sang bocah ingusan nan tengil
tersebut, Cidera fisik dan psikis. Silva sendiri harus absen lantaran menerima akumulasi kartu
kuning. Pertahanan Brazil diprediksi akan rapuh karena kehilangan sosok benteng
tangguh yang mampu menahan derasnya penetrasi striker-striker kelas wahid. Sebetulnya,
Brazil masih memiliki sosok kribo bangsat bernama David Luiz. Namun Luiz masih
kerap inkonsisten dalam bermain. Apalagi dalam partai-partai besar.
Laskar panser sendiri sebenarnya tampil amat membosankan dan
kaku sepanjang turnamen ini. Setelah kemenangan 4-0 atas Portugal di partai pembuka, anak asuh
Joachim Loew seakan kurang greget dalam bermain. Mereka cenderung menggunakan
skema pragmatis ala Jose Mourinho
bersama Chelsea untuk mengunci hasil. Lihat saja beberapa pertandingan
sebelumnya. Jerman hanya meraih kemenangan kemenangan tipis atas lawan
lawannya. Padahal, der Panzer sendiri banyak dihuni oleh pemain asal Dortmund
dan Munchen yang terkenal dengan skema menyerangnya. Sungguh diluar ekspektasi.
Pertandingan semifinal antara Jeman v Brazil atau Argentina
v Belanda tak lepas dari pertarungan dua Apparel terkemuka di dunia, Adidas dan
Nike. Adidas memiliki Argentina dan Jerman sebagai wakil. Sementara Nike
menyumbangkan Brazil dan Belanda sebagai penggedor market. Kedua brand ini
memiliki rivalitas yang sengit. Hal ini dimulai pada akhir 80an. Saat itu Nike
sudah terkenal di kacah basket, mereka mencoba menginvasi sepakbola dengan
menggaet federasi sepakbola Brazil dan Belanda sebagai mitranya- yang kebetulan
hadir sebagai kontestan semifinalis Piala Dunia kali ini- Hal ini mengakibatkan
Adidas memiliki kompetitor baru. Karena sebelum Nike masuk ke ranah sepakbola, Adidas
adalah sponsor tunggal dan memfasilitasi berbagai kebutuhan tim beseerta tetek
bengek lainnya di turnamen empat tahunan ini.
Distribusi juara dunia pemeluk kedua brand ini cukup Sengit.
Adidas sudah menyumbang beberapa juara seperi Jeman (1990), Prancis (1998) dan
Spanyol (2010). Semetara Nike baru mengamit Brazil sebagai juara pada 2002. Uniknya,
pada piala dunia 1998 dan 2010, Prancis dan Spanyol berhasil membuat perwakilan
Nike menangis tersedu-sedu di final, Brazil dan Belanda. Semetara Brazil
sendiri sebagai wakil Nike berhasil menghempaskan Jeman (Adidas) pada piala
dunia 2002.
Entah disengaja atau tidak, aroma balas dendam dan
persaingan kedua brand terkemuka ini menjadi bumbu baru di kejuaraan sepakbola
nomer wahid ini. Siapapun juaranya nanti pasti akan membawa efek domino atas meroketnya
penjualan produk mereka. Dan tentu saja kedua perusahaan ini akan terus
melebarkan sayapnya pada roda konsumsi masyarakat dunia agar memiliki
prodak-prodak terbaru yang nantinya akan dirilis. Sekali lagi, sepakbola adalah ladang basah untuk mempromosikan opera kapitalisme. Dan tak lama lagi kita akan
mendengar seruan yang kurang lebih seperti ini, “Beli………..beli……..beli………..konsumsi……….konsumsi…………..konsumsi
kami sehingga kalian dapat berpartisipasi dalam usaha anak negeri yang
berjibaku untuk naik haji.”