Saya
tak peduli skor pertandingan final piala dunia 2014 antara Jerman melawan
Argentina sebagaimana saya tidak peduli siapa yang memenangkan pemilu tahun
ini. Pertanyaan soal mana yang lebih baik antara Jokowi atau Prabowo, bagi saya,
tidak penting untuk dijawab. Sama tidak pentingnya bila menjawab pertanyaan
mengapa lagu FIFA World Cup 2014 yang dinyanyikan Pitbull dan Jenifer Lopez tak
seheboh Waka Waka yang dinyanyikan Shakira, empat tahun lalu.
Yang
menarik perhatian saya hanyalah Messi, Mascherano, dan Syurle (dulu saya tak
bisa mengucap nama pemain yang berperan Inside Forward di Chelsea ini, sekarang
saya lupa bagaimana cara menulis namanya dengan tepat). Mengapa hanya tiga
pemain itu? Tentu ini soal keberpihakan. Tuhan saja berpihak, bagaimana mungkin
saya bisa tak berpihak sebagaimana Tempo dan juga Jakartapost, yang belakangan
sering diperbincangkan?
Karena
itu, sebagai pecinta Chelsea sejak Ginfranco Zola dan penikmat Barcelona sejak
Rivaldo, saya mencatat beberapa hal dari tiga pemain tadi di pertandingan final
kemarin:
1)
Persetan
Charles Puyol sebab Mascherano kini sudah menjadi badak! Sejak dipegang Pep
Guardiola, kemampuan bertahan Mascherano semakin menajam. Itu terbukti di piala
dunia tahun ini. Ia bermain sangat gemilang dalam menjaga keamanan kiper Sergio
Romero. Macherano bahkan menjadi pemain
terbaik di pertandingan melawan Belanda berkat beberapa penyelamatannya. Selain
itu, ia kerap menyemangati tim setiap jeda perpanjangan waktu. Maka,
kehilangan sosok Charles Puyol di Barcelona sebetulnya hal yang tak penting-penting amat.
2) Lionel Messi begitu
berambisi menjuarai piala dunia tahun ini. Kata teman, Messi pernah mengatakan,
jika diberi pilihan, Messi memilih mendapatkan piala dunia dari pada berderet
prestasi yang kini sudah diraihnya. Ia barangkali benar-benar ingin menjadi
legenda sebagaimana Maradona. Dengan ambisi sekhusyuk itu, ia bermain sangat
baik sehingga mendapat predikat pemain terbaik. Ia mungkin akan mendapatkan
piala dunia empat tahun mendatang ketika dengkulnya sudah semakin rapuh di usia
31 tahun. Soal Messi di Barca, siapa peduli? Sebab, publik Katalan telah menyambut kedatangan Si Bangor Luiz Suarez!
3) Bocah
tengik bernama Mario Goetze itu seharusnya tak disanjung melebihi Syurle! Dia
memang mencetak gol, tetapi yang menciptakan gol tersebut sesungguhnya adalah
Syurle. Tampil sebagai pemain pengganti, dia begitu apik mendobrak pertahanan
Argentina. Dan satu-satunya gol yang ada di pertandingan tersebut terlahir
berkat umpan dari kakinya! Dialah sebetulnya sang pahlawan. Ya, dia pemain
Chelsea! Dan Chelsea telah resmi mendapatkan Cesc Fabregas, dari Barcelona!
Day 16