Jumat, 14 Desember 2012

Tentang Teater, Hidup, dan Menulis Kehidupan



Saya adalah orang yang tergabung dalam sebuah kelompok teater, Teater Kinasih. Baru-baru ini, kelompok teater tempat saya tergabung bengadakan sebuah diskusi tentang jurnalisme musik. Ada pro, ada kontra.

Kenapa musik? Karena semua orang suka musik, semua orang menikmati musik, dan semua orang hidup berdampingan dengan musik. Musik juga merupakan elemen penting dalam teater. Menulis tentang musik berarti berusaha untuk mengetahui tentang latar belakang teriptanya musik tersebut.

Bila memutuskan untuk mengundang pembicara yang notabennya adalah seorang teaterawan/ti, tentu yang akan senang adalah kita sepihak, sebagai kelompok teater. Animo masyarakat kampus pun tak akan besar dan akhirnya, hanya kelompok teater tersebut yang bertambah ilmunya. Teater Kinasih mencoba untuk tidak memuaskan diri sendiri.

Ada yang bilang, jika sebuah kelompok teater hanya bergaul dengan sesama orang teater, setiap nonton, nonton teater, mengadakan acara, acara teater, kita hanya akan mendapatkan teknik berteater yang baik dan benar (dan kami tentu sadar bahwa kami belum menguasai teknik itu dengan benar), dan sebagai bonus, kita hafal nama-nama pembesar teater dan dikenal dikalangan orang-orang teater.

Teater Kinasih mencoba untuk tidak terperangkap dalam arti teater yang sempit di atas, yang hanya memikirkan tentang pementasan, aktor, panggung, dll. Kemarin, Kinasih mengadakan sesuatu yang berbeda, "Bincang Musik Teater Kinasih: Jurnalisme Musik Dulu & Sekarang". Di acara yang diaselenggarakan oleh Teater Kinasih yang bekerja sama dengan webzine lokal Jakartabeat.net, juga tidak serta merta lepas dari pelajaran, yang telah didapatan dari latihan maupun masukan yang diberikan para senior (orang-orang yang lebih dahulu bernaung di Kinasih) yang hadir, tentang bagaimana mengaplikaskan ilmu teater dalam kehidupan, tentang cara membangun relasi dengan mereka yang dibilang awam dalam dunia teater, tentang mengajak masyarakat kampus mengenal Teater Kinasih yang terbuka.

Ada benang merah yang masih berkesinambungan antara teater dan menulis musik. Kalau teater itu adalah ilmu tentang kehidupan, menulis musik juga menulis menulis tentang kehidupan (setidaknya itu yang dikatakan oleh Taufiq Rahman sebagai pembicara). Kita bisa mempelajari dan menuliskan tentang kehidupan sekaligus, melalui proses berteater dan menulis.

Saya pribadi cukup puas dengan terselengaranya acara "Bincang Musik Bersama Teater Kinasih: Jurnalisme Musik Dulu & Sekarang", dan respon para peserta diskusi pun sama, puas. Semua senang dan mendapatkan sesuatu yang baru untuk dibawa pulang. Jadi, bila anda yang merasa kenal maupun awam dengan teater, mungkin perlu untuk menuliskan kehidupan.