Minggu, 15 September 2013

Cerita tentang Kawan dari Gang Realita

Untukmu Andio,



“Musim ujan nih, biasanya kalo Ciliwung banjir gue nungguin sampah yang lewat dari Bogor.” Begitulah kira-kira ucapan teman saya yang tinggal di gang Realita, di mana kali Ciliwung melintasi tempat itu.

Konon dahulu, pernah ada kepala buntung melewati kali Ciliwung di gang Realita. Masyarakat setempat lantas langsung geger, bingung bukan kepalang. Namun akhirnya, menurut cerita yang beredar, kepala yang ditemukan tersebut dikubur si bantaran sungai, tanpa pernah ditemukan anggota badannya. Cerita tentang penemuan kepala buntung ini memang saya dengar langsung dari teman-teman saya  yang tinggal di daerah itu. Teman SMP saya, selalu mengajak lari ketika kami melewati kuburan tersebut malam-malam. Ya, lumayanlah olahraga malam-malam.

Waduh, sepertinya cerita ini menjadi cerita misteri edisi malam jumat tanggal 13 kemarin. Sepertinya fokus cerita saya terlalu melenceng. Sebenarnya tulisan ini sudalh lama saya buat, kira-kira sekitar menulis 30 hari #1. Saat itu saya kehilangan akal untuk melanjutkan tulisan ini, akhirnya saya tinggalkan. Entah kenapa, saat ingin memulai menulis 30 hari #2, saya membuka folder tulisan yang belum selesai ini.

Pada mulanya, tak ada niatan sedikit pun untuk menampilkan perspektif sejarah (mitos) dalam tulisan ini, tapi apa daya, tangan ini seperti telah memilih barisan barisan aksara yaang ada di keyboard. Mengalir mengikuti lagu Siang Seberang Instana milik Iwan Fals, yang kebetulan saya dengarkan saat menulis kalimat ini.

Ah sial, hampir jam tiga pagi. Tiba-tiba saya berhasrat mendengarkan lagunya Tigapagi. Sambil menari, sambil berusaha untuk menyakiti diri sendiri. Namun, sadar atau tidak, kematian perlahan menghampiri.

Mari kita kembali pada tulisan yang belum selesai ini. Begini rencana awal saya membuat tulisan ini. Teman saya adalah orang yang senang berceria. Ia bercerita tentang apa saja, kadang masa-masa sekolah menengah pertama, kadang pula tentang tempatnya bekerja yang mewajibkan untuk lembur di hari Minggu. Namun yang membuat saya tertarik adalah tentang sampah orang Bogor yang melintas di kali Ciliwung.

Saat banjir tahun kemarin, persis saat saya ingin membuat tulisan ini, teman saya mengeluh, “Sekarang sampah-sampahnya dikit, Bay. Kayaknya orang Bogor udah berhenti buang sampah di kali, deh.” Sontak perkataan teman saya itu membuat saya tertarik menulis tentang kebiasaan teman saya sebelumnya.

Teman saya yang sering bercerita ini juga yang meminta saya menuliskan tentangnya. Mulanya, dalam edisi pertama blog ini, saya banyak memakai karakter Riko –teman kami berdua. Tiba-tiba saat sedang bercerita, dia bilang, “Bay, lu besok-besok bikinin cerita tentang terita gue dong.” Tapi apalah daya, tulisannya malah jad begini. Insya Alloh buat besok rada asyik deh.

Yo, sorry yee, lagi gak dapet ide!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar