Sabtu, 27 Oktober 2012

Beberapa Jam menjelang Derby Merseyside....


Derby (pertarungan kedua tim sekota) merupakan suatu hal yang biasa terjadi pada pertandingan sepak bola.Pembuktian menjadi yang terbaik di kota tempat sebuah klub berada seakan menjadi harga mati. Rivalitas bisa saja bermuara pada kecemburuan prestasi, status sosial masyarakat sebuah kota, atau yang paling parah adalah masalah agama. Seperti yang terjadi di Derby Old Firm (Glasgow Rangers vs Glasgow Celtic di Liga Skotlandia).

Sangat banyak derby yang sarat akan gengsi dan emosi, sebut saja derby Manchester, derby Della Madoninna, derby Della Capitale, dan dua derby yang akan terjadi beberapa jam nanti Merseyside derby dan Little Derby London (Arsenal vs QPR). Merseyside derby adalah derby paling menarik dan ditunggu (setidaknya untuk malam ini). Karena akan menjadi pertaruhan siapa pemilik kota Liverpool untuk hari ini.
Menilik dari statistik pertemuan, Liverpool jelas diunggulkan daripada Everton. Dari tabel  klasmen sementara Barclays Premier Legue (BPL) Everton Berada di Peringkat empat, sementara Liverpool masih mencari kenyamanan tempat di papan tengah. Namun hal ini tak menjadikan rivalitas kedua tim menjadi lembek. Gengsi tetap akan menjadi suguhan yang menarik beberapa jam lagi.

Sejujurnya, kedua fans dari kedua tim merupakan fans yang sabar. Terbukti dengan dukungan fans yang tak pernah surut saat Liverpool maupun Everton melakukan pertandingan dimanapun. Khusus untuk Liverpool, fans merekalah yang amat sabar, mengutip perkataan seorang kawan di Twitter beberapa waktu lalu “Gara-gara wasit, Liverpool jadi kalah lawan United. Selama sebulan gua harus makan Mie sama Energen nih,”. Entah kesabaran atau sikap pasrah

Bila dilihat pertandingan nanti malam adalah pertandingan derby yang bersahabat. Karena banyak anggota keluarga kedua supporter yang membagi dukungan untuk kedua kesebelasan. Artinya,  warna merah dan biru akan saling berdampingan di tribun penonton. Sebuah hal yang amat jarang terjadi di laga derby. Sekalipun ada, itu bukan laga derby, melainkan sebuah pernyataan semu sebagai “saudara sedarah” yang kerap dilontarkan supporter Persija Jakarta dan Arema Indonesia.

Di kampus tercinta, sangat banyak Mahasiswa / I yang mengenakan Jersey Liverpool. Hampir disetiap sudut kampus saya melihat fenomena itu. Sebuah fanatisme yang luar biasa (ataukah ingin dipandang garang dengan warna merah khas Liverpool ? Entahlah). Yang jelas, setiap saya mengenakan Jersey Everton di kampus, selalu ada stigma negatif dari mereka. Sampai pernah ada kejadian seorang Liverpooldian Meneriakan saya “We are Evertoniaaaan”, Fuck Sekali. Namun itu hebat. Dan saya bisa mengkoreksi satu hal, Liverpooldian tadi bukan merupakan fans sejati Liverpool, Karena ia telah berkata “We are Evertonian”.

Prediksi dari Koran Olahraga terkemuka menyebutkan peluang kedua tim 50-50, yang berarti kedua tim seimbang. Ini sangat tepat. Derby tak melulu melihat sebuah peringkat, penurunan permainan, cidera pemain, ataupun skorsing pemain. Derby tetaplah derby. Derby adalah sebuah rivalitas yang tak akan usai sampai kapanpun. Karena bagi mereka yang melakukan derby mungkin akan memiliki stigma berikut “masih ada darah yang harus dibayar”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar