Sabtu, 27 Oktober 2012

Kontemplasi (singkat) tentang Media



Media massa adalah sumber informasi bagi masyarakat yang memiliki peranan yang besar dalam meredakan atau bahkan menciptakan konflik sosial dalam kehidupan. Tak hanya mengatasi konflik sosial, peranan media jauh lebih berat ketika harus mengajak khalayak untuk berpikir dan bersikap kritis, yang tidak hanya larut dalam informasi. Tugas media bukan hanya sekedar fashion, mode musiman.

Peranan media massa, dalam negara yang menganut paham demokrasi adalah sebagai pilar ke-empat demokrasi, seharusnya bisa menyelesaikan perselisihan sosial yang terjadi justru semakin memperkeruh suasana melalui isu-isu yang tidak jelas asal-usulnya. Untuk mengatasinya, pihak yang berperan sebagai media harus memegang teguh etika dan kode etik yang berlaku dalam setiap menjalankan tugasnya. Pesan yang disampaikan pun (harusnya) memiliki makna dan efek terhadap kehidupan sosial, bukan hanya membungkus realita dengan simbol-simbol untuk mencari sensasi sepintas lalu –apalagi sekedar fashion. Melalui media massa yang ideal, konflik akan terselesaikan dan kebenaran akan terungkap.

Tentu, tak semua media massa bisa meredakan konflik yang terjadi. Tidak semua media massa mengajak masyarakat berpikir kritis. Pada realitanya, memang lebih banyak media sebagai fashion, yang menyebar informasi-informasi musiaman untuk cari sensasi. Lebih banyak media sebagai pemicu konflik. Namun, selalu ada harapan dari setiap kegelisahan. Ketika media massa tak bisa menjadi pegangan untuk mendapatkan informasi, ya, sudah saatnya kita sebagai masyarakat bersikap independen dan tidak berpihak pada kepentingan apapun, tentu dengan sikap kritis.

Sebagai masyarakat yang setiap hari menerima informasi melalu media massa, memiliki sikap kritis adalah sebuah kewajiban. Tentu, dengan mengkritisi informasi yang diberikan dan tidak langsung menerima setiap informasi dari berbagai media, membuat kepalsuan yang diberikan melalui simbol media akan terbongkar. 

Media massa hanya menciptakan simbol, sementara khalayaklah yang memaknai simbol-simbol yang diberikan oleh media. Masyarakat yang tidak kritis akan hidup dalam kepalsuan simbol-simbol yang diciptakan oleh media. Mereka yang mendapatkan informasi hanya untuk fashion pun akan tetap bergembira merayakan kepalsuannya. Dan tentu, sebagai masyarakat, sudah menjadi pilihan untuk tetap hidup dalam mitos yang diberikan media atau bersikap kritis untuk membongkar mitos dari simbol-simbol yang diciptakan oleh media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar