FPI adalah sebuah ormas
yang berlandaskan Islam dalam menjalankan keorganisasiannya. Hal ini bisa
dilihat dari cara mereka berbusana dan menata diri. Banyak dari anggotanya
memiliki janggut panjang seperti kambing pada umumnya. Janggut panjang sendiri,
menurut beberapa orang adalah stereotip seorang muslim. Entah saya harus
percaya atau tidak akan persepsi tersebut.
Mereka kerap melakukan dakwah yang biasa disosialisasikan ke
masyarakat. Menurut seorang sepuhnya, Habib Rieziq, dakwah FPI bisa dibilang
“agak keras.” Hal ini bisa dilihat dengan rajinnya mereka merazia tempat yang
disinyalir sebagai lembah dosa. Mereka biasa berdakwah dengan cara
memporakporandakan tempat yang menjadi sumber kehidupan bagi sebagian orang
yang tak begitu percaya dengan koorporasi kerja ala kantoran, yang mungkin akan
mengikat mereka dalam rutinitas yang menjemukan. Dalam dakwahnya di
tempat-tempat tersebut, FPI biasanya menyebut nama tuhan. Berarti, FPI masih
memiliki tuhan. Terlepas dari perilaku keras mereka dalam mensyiarkan
kebenaran.
Pada dasarnya, dakwah FPI tidak bisa dibilang salah, namun
juga tidak bisa dibenarkan begitu saja. FPI mungkin saja sudah memberitahu
secara baik-baik, namun mereka yang memiliki tempat usaha tidak mendengarkan.
Terpaksalah FPI bertindak radikal bak hooligan yang kecewa karena tim
kesayangannya kalah oleh sang rival. Radikalitas tersebut yang membuat FPI
kerap di cap buruk oleh masyarakat. Jika ingin lebih bijak, mereka bisa saja
berdiskusi dengan pengelola tempat usaha, dengan kepala dingin sembari
menyeruput beberapa gelas teh manis dan kentang goreng. Tentunya hal ini tak akan
menyebabkan kerugian kepada pengelola. Karena pada dasarnya, properti usaha
dunia malam sangat mahal.
Namun ada sebuah hal yang sangat saya sayangkan. Mengapa FPI
hanya berani menindak para pengelola usaha yang jelas tak memiliki kekuatan
sebanding dengan mereka. Mengapa mereka tak membantu membela islam dengan ikut
berperang di Jalur Gazza melawan penindasan kaum zionis. Bukankan zionis adalah
musuh islam? Apakah karena FPI lahir di Indonesia sehingga menyebabkan mereka
hanya memiliki mental jago kandang? Jika memang jago kandang menjadi sebuah
alasan, saya memiliki sebuah gagasan untuk mematikan stigma tersebut.
FPI telah memiliki landasan yang kuat dalam berorganisasi.
Jika mereka ingin menginternasionalkan nama mereka, mereka bisa saja mencoba
untuk mendiukung sebuah klub sepakbola dan memiliki paham agamis dalam menudukung
klub. Supporter Glasgow Rangers dan Celtic cukup berhasil menerapkan paham
agamis mereka. Rangers berdiri dengan paham katoliknya, sementara Celtic tetap
teguh pada paham protestan. Kedua supporter tersebut telah diakui sebagai
supporter yang amat menakutkan bagi kawan maupun lawan. Bedanya, mereka tidak
turun langsung ke lapangan untuk membela agama mereka. FPI jelas memiliki
sebuah keunggulan untuk membela agamanya secara berlebih.
Bisa saja FPI memulai mendukung sebuah klub lokal.
menaggalkan gamis, dan sorban, stick
baseball dan batu yang biasa mereka bawa dalam dakwahnya. Kemudian mereka bisa
menggantinya dengan flare, smokebomb, bass,tom dan snare drum, Parka,
Harrington, Jeans ,Buckethead dan Adidas dan brass knucle saat ke stadion. Mereka cukup
melontarkan lafaz-lafaz suci sebagai chant mereka. Niscaya, tim lawan tak akan
berani mengintimidasi balik mereka. Atau jika perlu, mereka harus memulai
pengembangan namanya dengan ikut menyaksikan partai persahabatan antara tim
dunia melawan tim Indonesia dengan membawa attitude yang saya jelaskan diatas.
Dengan demikian, sorotan media dunia secara langsung akan mengarah kepada
mereka. Dan secara langusung, mereka akan mendapatkan nama mereka di mata
Internasional.
Setelah mendapatkan status tersebut, bisalah mereka
berkolektif ria untuk membawa tim yang didukungnya ke tanah Istrael. Mereka
bisa menjadikan Maccabi Tel Aviv ataupun Maccabi Haifa sebagai lawan tanding
mereka. Bisa dipastikan match tersebut akan sangat keras, melebihi derby
sepakbola manapun di belahan dunia. Jika memang telah hal tersebut terjadi,
ultras-ultras dengan paham apapun di seluruh belahan dunia niscaya akan ada
dibawah kaki mereka.
Status sudah didapat, pengakuan sudah, lantas sekaranglah saatnya
membela islam dengan cara menghancurkan Istrael bersama sekutunya. Jika memang mereka kurang kekuatan, mereka
bisa saja meminta bantuan para ultras dunia untuk membantu misi mereka yang
suci, menjaga perdamaian dunia dari belenggu Amerika dan Istrael. Apabila halitu bisa terjadi, Hitler dan
Musollini ataupun Putin akan mencium kaki para pejuang FPI dengan anggun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar