Jumat, 04 Juli 2014

Mei

Ketakutan itu datang lagi. Kengiluan,
mungkin lebih tepatnya. Aku tak pernah
membayangkan perempuan yang usianya
baru menginjak angka tiga puluh itu
mempunyai lubang yang begitu dalam.
Segenggam kebencian
yang entah untuk siapa ditunjukan.

Pagi itu aku belum sempat tidur.
Bibirnya yang bertemu denganku
sejak senja kemarin masih juga bekerja.
Kadang ada getir yang kurasakan.
Kadang kengerian.
Dan, lagi-lagi, kengiluan.

Aku tak banyak menimpali gerak bibirnya
yang tak beraturan. Lebih banyak
tubuhku diam. Aku menikmati kebenciannya. Merah
yang tak kunjung padam. Perlahan,
bulu ronaku berdiri. Ketakutan itu datang lagi.

Di samping gambar Guevara, setelah solat subuh, 05.55

Tidak ada komentar:

Posting Komentar