Kamis, 10 Juli 2014

BUNGA

Layumu mekar.
Kelopak jingga itu
masih menolak runtuh
Tangkaimu tak lagi berduri,
tak mampu melindungi

Ruang gelap itu,
kini bermandikan cahaya.
Jutaan kunang-kunang raksasa
menyatu. Menjadi derita.

Mereka berkata;
"Aku berdoa untukmu dari jauh."
Cahaya itu tetap gemerlap.
Enggan berubah.
"Doamu tak dijabah,
terlalu banyak lalu lintas doa."
Entah suara siapa.

Sebagian percaya, ini takdir Tuhan.
Yang lain tetap berdoa,
lain lagi yang hanya linlung. Mencari pelarian.
Menjadi suci seketika..

Ada yang minta maaf,
entah kepada siapa.
Suaranya parau, minor.
Seperti ingin didengar, namun hampa.

Mungkin benar takdir Tuhan
kita hanya terjaga,
sambil sesekali mengada.

Layumu kini menghitam
membekas lebam
kelopakmu hampir jatuh,
tapi tak rela.

Kita hanya terjaga..
Menunggu
mekar yang tak layu.
Kelopak jingga bercahaya.

Kita hanya terjaga..

06.12 setelah kekalahan Belanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar