Senin, 22 Oktober 2012

Perasaan yang Selalu Mengintai Kenyamanan

Kau pernah merasa terasing saat berhadapan dengan orang terdekatmu, di sebuah ruang yang sebenarnya sudah tak lagi baru? Ruang yang sama seperti sebelumnya. Orang terdekat yang juga sama. Mungkin teman dekatmu, keluargamu, atau pacarmu, atau bahkan istrimu.

Tak ada masalah dengan ruang itu. Tapi seperti ada yang terpisah, terbelah, terasing, antara kau dan orang itu, meski saling berhadapan. Ganjil, sekaligus gaib.

Kau pernah?

Di sana, seperti ada jarak yang dalam, yang jauh tak terkira, tak terlihat. Tapi jarak itu ada. Sebuah perasaan membuatnya hidup. Perasaan yang selalu pantas untuk dicurigakan. Perasaan yang jika dijelaskan, akan membuatnya mati, menjadikannya bukan perasaan, lagi.

Kemungkinan merasakan itu agaknya selalu ada. Selalu mungkin. Ia adalah rasa yang tak tertangkap, karena adanya rasa-rasa yang lain. Rasa yang terabaikan, yang sebenarnya esensial. Pada gilirannya, ia akan muncul dengan mematahkan segala ketidakmungkinan di antara banyaknya kemungkinan.

Ia akan menyatakan, membuktikan: jarak, bukanlah soal ruang. Ia juga sekaligus akan mengingatkan: ada yang selalu mengintai di balik setiap kenyamanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar