HARI
ini Prabowo mengundurkan diri dari keikut-sertaannya di lakon pemilihan
presiden 2014. Dia menolak melanjutkan proses yang sedang berlangsung karena
menganggap pemilu yang dilaksanakan KPU ini tidak adil dan tidak demokratis.
Anggapan itu ia ungkapkan lewat pidatonya yang ditayangkan televisi
nasional, dengan nada tinggi. Orang-orang menyebut Prabowo gak tahu malu: bukannya mengakui kekalahan,
ia malah ngotot, dan marah-marah di pidato
itu.
Saya
teringat cerita teman tentang tetangga saya, beberapa hari lalu. Kepada saya,
ia bercerita begini:
Bapak itu (tetangga saya)
orangnya diem. Kagak pernah marah. Tapi sekalinya marah, bisa parah.
Waktu itu aja dia pernah
marahin sodaranya. Di depan pager rumahnya persis. Gue juga gak tahu gara-gara
apa. Yang jelas, itu bapak sampe ngebanting sodaranya. Marah-marah lah
pokoknya.
Terus istrinya buka pintu
rumah. Dia kaget, ngeliat suaminya lagi ngebanting orang. Istrinya cuma bisa
bilang, “astagfirullah… Istigfar, pak, istigfar… Nyebut, pak, nyebut.”
Teman
saya tak tahu kelanjutannya. Namun saya membayangkan, hati si bapak melunak karena mendengar perkataan istrinya yang ia sayangi itu.
Hmmmm... Kembali
ke soal pemilihan presiden. Pemilu tahun ini memang menyedot perhatian banyak
orang karena pesertanya adalah seorang kampung bernama Jokowi dan seorang
penculik – yang katanya, memiliki ketegasan (kepribadian yang dibutuhkan untuk memimpin negara
ini?) – bernama Prabowo. Karena itu, persaingan jadi sengit.
Saat
saya menulis ini pun, orang-orang sedang menunggu keputusan resmi KPU di televisi terkait siapa yang memenangkan pemilu 2014. Pendukung Prabowo menonton sambil mengutuk KPU. Pendukung Jokowi menonton sambil berharap tak terjadi kerusuhan setelah KPU memutuskan Jokowi menang.
Saya tidak menjadi bagian dari mereka. Saya tidak peduli dan tidak tertarik.
Saya
justru tertarik dengan kuda seharga tiga miliar kesayangan Prabowo. Ketika orang-orang
sedang menunggu keputusan resmi KPU, saya sedang membayangkan kuda itu: dia
sedang apa? Di mana dia? Bagaimana caranya menyarankan Prabowo agar istigfar
dan menyebut nama Allah?
Day 24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar