Selasa, 22 Juli 2014

Istigfar

HARI ini Prabowo mengundurkan diri dari keikut-sertaannya di lakon pemilihan presiden 2014. Dia menolak melanjutkan proses yang sedang berlangsung karena menganggap pemilu yang dilaksanakan KPU ini tidak adil dan tidak demokratis.

Anggapan itu ia ungkapkan lewat pidatonya yang ditayangkan televisi nasional, dengan nada tinggi. Orang-orang menyebut Prabowo gak tahu malu: bukannya mengakui kekalahan, ia malah ngotot, dan marah-marah di pidato  itu.

Saya teringat cerita teman tentang tetangga saya, beberapa hari lalu. Kepada saya, ia bercerita begini:

Bapak itu (tetangga saya) orangnya diem. Kagak pernah marah. Tapi sekalinya marah, bisa parah.

Waktu itu aja dia pernah marahin sodaranya. Di depan pager rumahnya persis. Gue juga gak tahu gara-gara apa. Yang jelas, itu bapak sampe ngebanting sodaranya. Marah-marah lah pokoknya.

Terus istrinya buka pintu rumah. Dia kaget, ngeliat suaminya lagi ngebanting orang. Istrinya cuma bisa bilang, “astagfirullah… Istigfar, pak, istigfar… Nyebut, pak, nyebut.”

Teman saya tak tahu kelanjutannya. Namun saya membayangkan, hati si bapak melunak karena mendengar perkataan istrinya yang ia sayangi itu.

Hmmmm... Kembali ke soal pemilihan presiden. Pemilu tahun ini memang menyedot perhatian banyak orang karena pesertanya adalah seorang kampung bernama Jokowi dan seorang penculik – yang katanya, memiliki ketegasan (kepribadian yang dibutuhkan untuk memimpin negara ini?) – bernama Prabowo. Karena itu, persaingan jadi sengit.

Saat saya menulis ini pun, orang-orang sedang menunggu keputusan resmi KPU di televisi terkait siapa yang memenangkan pemilu 2014. Pendukung Prabowo menonton sambil mengutuk KPU. Pendukung Jokowi menonton sambil berharap tak terjadi kerusuhan setelah KPU memutuskan Jokowi menang.

Saya tidak menjadi bagian dari mereka. Saya tidak peduli dan tidak tertarik.

Saya justru tertarik dengan kuda seharga tiga miliar kesayangan Prabowo. Ketika orang-orang sedang menunggu keputusan resmi KPU, saya sedang membayangkan kuda itu: dia sedang apa? Di mana dia? Bagaimana caranya menyarankan Prabowo agar istigfar dan menyebut nama Allah?


Day 24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar