Rabu, 02 Oktober 2013

Adegan Despicable Me 2: Saat Teknologi Membuat Kita Tak Bebas


Pernahkan anda menunggu-nunggu sms dari gebetan? Atau ingin meneleponnya tapi tak kuasa karena malu? Di saat-saat seperti itu, perasaan sungguh tidak enak. Kita mengharapkan sesuatu dari teknologi seolah-olah kita bergantung padanya. Dan itu membuat kita tak bebas.

Di dalam film Despicable Me 2, ada adegan yang menarik perhatian saya: ketika Gru menghancurkan telepon yang tadinya akan digunakan untuk mengajak kencan Lucy Wilde, wanita yang semula ia abaikan. Adegan itu mengingatkan saya pada persoalan di atas.

Gru adalah lelaki penyelamat dunia yang memiliki trauma dengan wanita. Lucy, sebagai wakili Liga Anti Penjahat, merekrut Gru secara paksa untuk bekerjasama dalam misi menyelamatkan dunia. Gru tidak suka caranya. Tapi lama-kelamaan, beberapa sebab membuat ia jatuh hati pada Lucy.

Gru kemudian berharap bisa mengencaninya. Namun saat ia hendak mengajak, Lucy sudah pergi ke Australia. Ia pun hanya bisa mengungkapkan harapannya lewat telepon.

Masalahnya, ia merasa tak sanggup mengatakannya. Ia bingung, malu, dan galau. Lantas dirinya pun kalut dan kacau karena perasaannya. Lalu ia memutuskan untuk membakar telepon di depannya.

Sampai di sini, ia jelas tak punya lagi alat untuk berbicara dengan Lucy. Tapi ternyata keputusan itu membuat dirinya lebih baik. Dengan membakar telepon itu, perasaan bingung, malu, dan galaunya hilang. Kekalutan dan kekacauannya pun mereda. Ia menjadi lebih tenang. Sebab dengan begitu, ia tak perlu susah-susah dan pusing memikirkan bagaimana cara mengajak Lucy berkencan.

Apa yang Gru lakukan itu barangkali bisa kita terapkan saat kita mengalami hal serupa. Saat kita merasa teknologi membuat kita tak bebas, satu-satunya cara adalah membuatnya tidak berfungsi!

Ini adegannya (saya gak ngerti cara masukin video ke sini): https://www.youtube.com/watch?v=rabsMjYnjKw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar