Gambar: blog.ketchum.com
Mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu adalah hal yang
tidak mudah untuk dilakukan. Sang pengajak paling tidak harus memiliki
pembawaan yang baik agar khalayak yang diajak mempercayai ajakannya. Pembawaan,
wibawa, adalah hal yang sulit –namun bukan berarti tidak bisa- untuk
ditumbuhkan.
Menumbuhkan wibawa tidak bisa hanya mengandalkan kata-kata (bahkan
tulisan ini sekalipun tidak serta-merta membuat saya lebih berwibawa dari Anda).
Perbuatan. Ya! Hanya perbuatan, sebagai tanda yang paling ideal, yang bisa
menumbuhkan wibawa seseorang. Seseorang menilai orang lain melalui
perbuatannya, bukan kata-katanya –meski dalam tulisan. Sebuah hal klise dan
disadari banyak orang, namun hanya sedikit orang ynag mampu melakukannya secara
konsisten.
Jika harus mengambil ajaran dari para orang tua, mereka
selalu menyuruh kita untuk membenahi diri sendiri baru, setelah benar, mengajak
orang lain untuk berubah. Mungkin benar seperti harus seperti itu, tapi lantas
harus sampai kapan menunggu perubahan terjadi bila diri sendiri pun tak pernah
bisa untuk mencapai kesempurnaan yang tidak perlu lagi untuk dibenahi? Sampai
kematian menjelang? Sampai mereka sadar untuk membenahi diri sendiri dan
bersifat apatis terhadap yang lain?
Tak perlu menjadi sempurna untuk mengajak orang lain untuk
berubah. Yang diperlukan hanyalah konsistensi untuk membuat perubahan (ini
bukanlah iklan partai politik yang membuat slogan perubahan yang entah apa
tujuannya) itu bersama-sama. Dengan mengajak orang lain untuk berubah,
setidaknya kita dapat menjadi lebih baik lagi melalui proses itu. Tak perlu
citra yang berlebihan, tak perlu pembawaan yang palsu. Hanya perlu melakukannya
dengan perbuatan, karena perbuatan adalah ajakan yang paling ideal. Citra itu
akan tercipta dengan sendirinya.
Menulis adalah perbuatan. Bicara juga perbuatan. Lalu apa
lagi yang harus diperbuat? Menulis dan membaca adalah perbuatan menciptakan
tanda lain untuk melakukan sebuah langkah konkret. Lalu apa langkah konkretnya
setelah menulis dan berbicara? Tentu melakukannya dengan konsisten. Menulis dan
berbicara hanya akan menjadi konsep matang yang sangat sayang bila tak
diberikan langkah yang konkret. Dan tentu saja, langkah konkret tanpa sebuah konsep
adalah sesuatu yang mudah untuk ditunggangi. Sudah siap berubah? Ah, mungkin
waktunya belum tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar