DI HARI ke lima dalam tantangan 30 Hari Menulis, saya tak mau
lalai lagi. Kemarin saya mengabaikan kewajiban menulis di blog ini karena
saya tak punya waktu membuka laptop. Namun itu mungkin hanya alasan seorang
pengingkar janji amatir saja.
Yang jelas, kini saya tak mau lalai lagi. Tetapi sekarang
sudah pukul setengah 11, dan saya baru sempat membuka laptop, dengan
kepala kosong. Sedangkan Bayu dan Heri sudah merampungkan tulisannya.
Karena saya tak punya banyak waktu memikirkan apa yang perlu
saya tulis, jadi saja saya menulis spontan begini. Cuek. Toh,
dalam 30 Hari Menulis, tidak ada yang tidak layak tulis. Kalau saja ada
kesepakatan tertentu tentang tema dan blablabla-nya, itu hanya omong kosong
belaka. Boleh dipatuhi, boleh tidak.
Intinya, bebas saja. Tak peduli apapun. Semuanya bisa ditulis
tanpa perlu memikirkan apa pentingnya tulisan tersebut, apakah informatif atau
tidak, dan menarik atau tidak. Sebab, blog ini hanya tempat onani. Tempat onani
berjamaah.
Karena onani berjamaah, kami bisa saling melihat bagaimana cara masing-masing
kami melakukan onani, dan bagaimana sensasi pada saat orgasme dalam tulisan. Itu berarti, saat anda membaca tulisan di blog ini, anda juga sedang melihat kami onani dan orgasme sendiri.
Tapi jika itu tak terasa, anda barangkali perlu mengklik Tentang Kami di blog
ini, lalu lihat dengan seksama tampang Bayu dan Heri. Itu mungkin
mampu membantu anda membayangkan mereka onani dan orgasme sendiri.
Jika anda tertarik tertarik lebih jauh, perlu saya beri tahu, saya
dan Heri sudah punya pacar.
___________________________
Catatan:
Saya tahu ada beberapa teknik melakukan onani. Otong
Koil, misalnya, seringkali menganjurkan followers twitternya agar onani dengan
menggunakan kabel telepon. Selain itu, di Kaskus, saya juga pernah melihat
thread soal bagaimana cara membuat vagina buatan dengan daging sapi sebagai
alat onani. Sayangnya, barusan saya cari, thread itu sudah dihapus. Namun
ternyata ada orang yang menulis ulang thread tersebut di blog pribadinya.
Day 5