Hari ini, hampir semua orang di Indonesia melakukan
cara memperingati sumpah pemuda dengan mengisi kemerdekaan. Sebuah langkah yang
meluncurkan dua pertanyaan dari saya pribadi, apakah benar nasionalisme di Negara
ini hanya berlangsung pada 17 Agustus serta 28 Oktober? Dan saat kebudayaan
Indonesia di klaim oleh Malaysia. Yang saya liat sepertinya demikian.
Dalam pelajaran SD yang bernama PPKN
(Pendidikan, Pancasila dan kewarganegaraan), kita sering mendengar bagaimana
mengisi kemerdekaan. Seperti menyambung cita cita bangsa, belajar dengan tekun
untuk meraih cita-cita, berpartisipasi dalam membela negara dan masih banyak
lagi. Kenyataan yang ada justru hampir tak semua poin-poin di atas bisa
dipenuhi oleh banyak orang (termasuk saya
peribadi). Semua orang telah sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Siang tadi di twitter, “Selamat Hari Sumpah Pemuda” menjadi trending topic.Hal ini menunjukan
kesemuan nasionalisme orang-orang Indonesia yang hanya bisa mengisi nasionalisme
dengan bicara atau menjadikan hal itu sebagai Tren Populer, atau yang paling
menyedihkan jika mereka berusaha untuk mewujudkan “Selamat Hari Sumpah Pemuda”
sebagai Trending Topic nomor satu di Twitter, untuk membuktikan kepada dunia
virtual kalau hari ini adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia? Lantas
jika dunia sudah tahu, mengutip pertkataan teman saya yang popular “ terus
kenape?”.
Atau beberapa waktu yang lalu, ketika semua orang
mendadak menjadi sosok-sosok Nasionalis saat kebudayaan Indonesia diklaim oleh
Malaysia. Semua orang mendadak menjadi marah dan anti terhadap Malaysia, celotehan
tentang “Ganyang Malaysia”, membakar bendera Malaysia, sampai membuat akun page
di Facebook yang berjudul “Anti Malaysia”. Apa yang mereka hasilkan dari
aksi-aksi tersebut? Omong kosong dan sinisme yang berlebih muncul ke
permukaan. Sebetulnya ada solusi yang cukup baik bila kita benar-benar benci
dan anti terhadap Malaysia. Kenapa mereka tidak mendatangi Kedutaan Besar
Malaysia dan membakarnya? Itu adalah saran yang kongkrit dari saya daripada
terus berteriak-teriak anti Malaysia.
Ini adalah sebuah pandangan saya, semua orang pasti
akan berbeda pendapat dengan saya. Dan saya akan menerima itu. Maaf jika
tulisan ini terlalu ofensif dan menyindir beberapa pihak. Jika memang ada pihak
yang tersinggung oleh tulisan ini, saya pribadi tak peduli.
Ps : Tulisan ini akan semakin nikmat bila dibaca
sambil mendengarkan Kenyataan Dalam Dunia Fantasi – Koil. Saya menyarankan hal
ini bukan semata saya adalah fans Koil, melainkan sebuah perpaduan yang pas antara kedua hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar