Argentina akan menjamu Jerman pada Final Piala Dunia 2014 di
Maracana. Kedua tim sebelumnya pernah bertemu di dua final Piala dunia, yakni
pada 1986 dan 1990. Dimana keduanya membagi rata tropi tersebut. Dan uniknya,
gelar tersebut adalah yang terakhir untuk keduanya. Argentina terakhir
menjuarai pada 1986 dengan Maradona sebagai perwakilan tuhan di dalamnya. Sementara
Jerman menjuarainya pada 1990 dengan Andreas Brehme menjadi aktor antagonis
bagi tim tanggo dengan eksekusi pinaltinya.
Dan keduanyapun siap bertempur ulang di Maracana dengan
ambisi membawa pulang gelar prestiius yang di dambakan setiap negara di belahan
dunia. Jeman ingin memecahkan stigma tim Eropa bisa menjadi juara dunia di
tanah Amerika. Sementara Argentina ingin membuktikan mereka mampu berjaya di
tanah sang rival abadi, Brazil.
Sosok yang tentunya akan disorot pada pertandingan pagi ini
ialah Lionel Messi. La pulga tak pernah memberikan apapun untuk negaranya. Ia sudah
mendapatkan semua hal yang didambakan pesepakbola seperti gelar pemain terbaik,
liga champions, sepatu emas dan masih banyak lagi. Semuanya berhasil
dipersembahkan bersama FC Barcelona, Sebuah klub yang merepresentasikan
kekuatan rakyat catalan atas ketidakadilan pemerintah Spanyol. Untuk negara,
Messi belum mampu mempersembahkan apapun. Emas di Olimpiade 2004 dan piala
dunia U-20 bukanlah takaran yang pas untuk sosok maha kuasa sepertinya.
Apesnya, performa Messi yang inkonsisten di negaranya malah
dijadikan acuan Alejandro Sabella dalam menenrukan skema permainan. Sabella
sendiri kerap memaksimalkan Messi sebagai tumpuan utama permainan. Skema yang
diterapkan Sabella mungkin cukup sederhana, “semua pemain hanya perlu menjadi
pelayan, biarlah Messi menjadi tuhannya, menjadi eksekutor, menjadi tokoh
paling dikagumi.” Kenyataannya, Messi kerap bermain tak sesuai ekspektasi yang
diharapkan Sabella. Dengan demkian, Messi-sentrisme dinyatakan gagal.
Percobaan messi-setrismepun nampaknya akan dicoba Sabella
sekali lagi di final. Sabella mungkin lupa, Argentina bermain tanpa di Maria,
sang transporter bola. Hal inilah yang memaksa la Messiah harus merebut bola
kebelangang. Ini jelas tak pantas, mengingat peran Messi adalah eksekutor dan
sosok penuh puja-puji. Tak pantaslah ia bersusah susah merebut bola.
Berbeda dengan Jerman, tim panser tengah dihinggapi
kepercayaan diri tinggi usai memutilasi Brazil 1-7. Skuad asuhan Joachim Loew
siap mematik hasil maksimal lainnya. Apalagi bonus besar telah menanti apabila
Jerman berhasil memenangi trophi keempatnya sepanjang sejarah. Jerman sendiri
tengah mencari kebanggaan. Mereka mencari pelipur dahaga setelah lama tak
bersorak juara semenjak kemenangan 1-2 atas Ceko di Euro 1996. Loew paham betul
ia harus membawa pulang tim dengan senyum sungging dan membuat Angela Merkel
menari kabaret untuk Klose dan kolega.
Terlepas dari semua, Jerman disinyalir akan membawa pulang
kemenangan. Jerman akan kembali mengangkan moral ras arya yang lama tertidur
pasca hilangnya Hitler. Dan Miroslav Klose akan mencetak sebuah gol lagi nanti
malam.
PELER! Piala Dunia 2014 ini punya Messi!
BalasHapus