Foto dicuri dari Jimijiz.
“Kami percaya,
suatu hari nanti kau akan turun ke bumi.” Kalimat itu terdengar terus berulang dari
ruang anak kelas lima SD. Mereka tak sedang diajari hal-hal aneh oleh Pak Guru,
layaknya siswa Helton dibina menjadi pembangkang oleh Robin Williams dalam film
Dead Poets Society.
Di ruangan itu
tak ada Pak Guru. Meja dan bangku masih tersusun rapih. Namun tak ada satu pun
anak yang menggunakannya. Dua puluh delapan anak itu lebih memilih duduk
melingkar di depan papan tulis. Mereka duduk rapat. Matanya terpejam dan
tangannya saling genggam. Tak ada sedikit pun canda.
Dalam suasana
yang sunyi, mulut mereka tak henti-hentinya mengucap kalimat tadi. “Kami
percaya, suatu hari nanti kau akan turun ke bumi.”
Saya teringat
dengan orang-orang yang bertasbih di mesjid. Karena begitu serius dan fokus,
orang-orang itu sampai tak sadar badannya bergoyang sendiri. Rasanya begitu
magis. Begitu gaib. Seolah-olah ada dunia yang menyelimuti dunia nyata, tanpa
terlihat.
Mungkin apa yang
dilakukan oleh anak-anak itu bukan yang pertama kali. Mungkin selalu mereka
lakukan setiap kali tak ada Guru. Entah apa yang mereka rasakan lewat bertasbih
semacam itu.
Kalimat tersebut
masih tak putus mereka ucapkan. Kali ini lebih keras. Juga lebih cepat. Lambat
laun seorang dari mereka ada yang berdiri. Tubuhnya gemetar seperti kejang. Matanya
tertutup. Ia berjalan menuju pintu kelas, tapi kemudian balik lagi. Ia mengitari
deretan bangku dan meja kosong.
Tak beberapa
lama, seorang lainnya ikut berdiri. Kemudian seorang lagi. Lalu seorang lagi. Terus
begitu sampai dua puluh delapan anak itu semuanya berdiri.
Terus diucapkannya
kalimat itu. Kini keadaan semakin rumit ketika gerakan mereka saling tak
beraturan.
Saya, yang
melihat kejadian itu dari kejauhan, tiba-tiba melihat wujud mereka berpendar. Rasanya
seperti di batas antara nyata dan mimpi. Lalu saya tak percaya, saya melihat
seseorang menjelma Yesus di sana. Ada juga yang berubah Power Rangers. Ada yang
berubah Doraemon. Ada yang terlihat Socrates, Kurt Cobain, Marlyn Manson,
bahkan Soekarno. Yang paling membuat saya tercengang adalah sosok ular berkaki
empat, seperti cerita dalam Al-Kitab.
Dan panas siang
itu secara cepat menjadi dingin. Hitam menjadi putih. Tinggi menjadi pendek. Dan
semua hal berubah menjadi yang bukan dirinya. Tetapi mereka masih belum juga
berhenti bertasbih, “kami percaya, suatu hari nanti kau akan turun ke bumi.”
Kami percaya, suatu hari nanti naik ke langit. EGP!
BalasHapus