Ilustrasi: blogspot.com
Senja menghilang,
malam datang, permainan kartu dimulai. Seperti yang sudah-sudah, kopi dipesan,
rokok dinyalakan. Namun sungguh sayang, permainan tak berkembang. Tak ada
Poker, tak ada Remi. Yang ada hanyalah Tepok Nyamuk, Cangkulan, dan 41. Payah. Tak
berkembang.
Lagu dari The Adams
yang berjudul ‘Konservatif’ dimainkan, seakan suasana saat itu langsung
terlambangkan dalam lagu tersebut. “Dan kini
telah gelas ke tiga, jam sembilan malam aku pulang,” begitulah liriknya,
begitu pula suasana saat itu. Ingin pulang, tidur dan bermimpi indah.
Berita belum juga
datang, permainan terus berjalan. Rasa bosan mulai melawan, permainan sudah tak
menawan. Konservatif. Payah.
Sirine ambulan
berlalu-lalang, malam tak kunjung berteman. Permainan semakin membisankan,
kekalahan selalu datang, kegelisahan. Payah.
Permainan ditutup
dengan setan. Saya berhenti menulis untuk makan. Setan, setelah makan menjadi
setan. Ya, permainan setan.
Jakarta, sedang menunggu berita, November 2012
Kalo kalah mulu, gak perlu bikin pembelaan semacam ini juga, umatku!
BalasHapusEGP!
BalasHapusKALO DIBILANGIN, NURUT LAH!
Hapustulisannya bagus
BalasHapus