Lukisan ini adalah hasil kolaborasi antara Dini (adiknya Harbiw), Harbiw, dan saya.
Prosesnya, Dini (perempuan yang tengah duduk di kelas satu SMA) semula membuat Kuda, rerumputan, dan sebuah pohon tanpa apel. Warna biru di kaki kuda itu nampaknya adalah sebuah ketidaksengajaan, mungkin Dini menganggapnya kesalahan. Lukisan itu pun tak Ia selesaikan.
Namun kemudian Harbiw menemukan lukisan yang tak selesai itu di sebuah gudang. Ia lantas semena-mena menambahkannya, menafsirkannya -- kalau tidak boleh dibilang menghancurkannya. Saya pun ikutan.
Dalam penyelesaiannya, kami sepakat untuk bebas. Harbiw (21) membentuk Pohon yang berbuah seperti Apel, dan suatu objek di depan Kuda, yang awalnya seperti matahari. Saya (20) menghancurkan objek itu, menyamarkannya, dan menambahkan warna-warna di sekitarnya.
Saat menyelesaikan itu, saya dan Harbiw sepakat bahwa lukisan ini seperti hidup: ada yang nampak jelas, namun sesungguhnya samar-samar, tidak jelas. Dan ketidaksengajaan yang dialami Dini adalah kenyataan yang tak perlu dirapihkan, atau diakal-akali yang malah akan serupa ilusi.
Dari situ, saya memberi judul "YA!" untuk lukisan itu. Tapi Harbiw yang saat itu tiba-tiba galau, memberi judul lukisan itu dengan "Makan Tuh Tai!".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar