Laman

Jumat, 27 September 2013

Mengais Sensasi seperti Buku Motivasi

Gambar: Tai

Buku motivasi sudah terlanjur menjamur. Tak henti sampai di situ, akun motivasi pun merabak sampai puncaknya yang membuat kita muak untuk mengartikan apa sebenarnya yang ditujukan. Saya tak akan membahas tentang Mario Teguh atawa Tung Desem Waringin yang memang sudah terlalu usang. Yang paling baru saya dengar adalah akun brengsek yang adem ayem tanpa melakukan setitik perlawanan. Berisik namun kosong.

Ini adalah pola baru dalam motivasi; membuat orang bangga pernah hidup, pun tempat di mana ia hidup adalah kutukan. Ya, mengatakan, “Saya bangga kuliah di sini, alumninya brengsek-brengsek.” Lalu apa? Mari sejenak luangkan waktu untuk membaca The Power of Terus Kenape, untuk belajar mengatakan “Brengsek luh!” kepada akun-akun tersebut.

Hal ini yang sedang mengendalikan kita. Berkata bangga tanpa menggali mitos yang masih belum nampak. Mari lihat lingkungan di mana kita berdiri. Ketika obrolan masih seputar figur seseorang, maka celakalah kita. Tak ada lagi sejarah kelam. Tak ada lagi ide. Tak ada lagi karya.

Kita yang terbuai oleh iming-iming masa lalu menjanjikan. Lupakan tentang masa depan cerah dan gemilang ketika persoalan lokal pun tak ada yang bicara. Mari bicara tentang sebuah tindakkan, bukan dengan sampah-sampah motivasi ulung yang hanya koar-koar.

Persetan dengan mereka yang selalu berkedok pada kejayaan masa lalu. Toh, pada akhirnya kita akan berjuang sendiri di jalan yang gelap nan tak berujung.

Mari tarik nafas dalam-dalam, simpan di perut dan mulai. Brengsek luh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar