Laman

Rabu, 07 November 2012

Menunggu Senja

Apa kabar, pagi?
Sudah lama aku tak menyetubuhimu..
Dinginmu yang alami, membunuhku perlahan
Mematikan urat, menghentikan otak
Aku rindu permainanmu
Namun aku lebih rindu kepada sudaramu..

Apa kabar senja?
Berapa lama kita tak berjumpa?
Ah, aku ingat!
Terakhir kali kau bilang ingin pergi
Aku mengangguk iya
Lantas semua menuju barat
Malam datang, engkau selalu menghilang..
Pergi tanpa pesan

Apa kabar malam?
Sudah berapa kali kau kusapa?
Mungkin kau sudah bosan
Tapi hanya kau yang bisa kusapa
Tak seperti senja yang angkuh
Tak seperti pagi yang membunuh
Aku pun mulai bosan
Engkau selalu diam, malam

Aku sedang tak ingin marah
Aku bosan marah
Toh, semua percuma
Tak ada yang berubah oleh kemarahan
Aku hanya sedang rindu senja
Senja yang selalu bisa diajak bicara

Ah, hari sudah siang
Aku rindu senja, yang angkuh
Tapi sekarang, senja telah tiada
Siang langsung berubah malam
Malam selalu diam dan pagi terlalu menyakitkan

Aku rindu padamu, senja
Entah kapan kau kembali mengemaskan langit
Entah kapan kau pulang
Atau aku yang harusnya pulang?



Jakarta, November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar