Apa kabar, pagi?
Sudah lama aku tak
menyetubuhimu..
Dinginmu yang alami,
membunuhku perlahan
Mematikan urat,
menghentikan otak
Aku rindu
permainanmu
Namun aku lebih
rindu kepada sudaramu..
Apa kabar senja?
Berapa lama kita tak
berjumpa?
Ah, aku ingat!
Terakhir kali kau
bilang ingin pergi
Aku mengangguk iya
Lantas semua menuju
barat
Malam datang, engkau
selalu menghilang..
Pergi tanpa pesan
Apa kabar malam?
Sudah berapa kali
kau kusapa?
Mungkin kau sudah
bosan
Tapi hanya kau yang
bisa kusapa
Tak seperti senja
yang angkuh
Tak seperti pagi
yang membunuh
Aku pun mulai bosan
Engkau selalu diam,
malam
Aku sedang tak ingin
marah
Aku bosan marah
Toh, semua percuma
Tak ada yang berubah
oleh kemarahan
Aku hanya sedang rindu
senja
Senja yang selalu
bisa diajak bicara
Ah, hari sudah siang
Aku rindu senja,
yang angkuh
Tapi sekarang, senja
telah tiada
Siang langsung
berubah malam
Malam selalu diam
dan pagi terlalu menyakitkan
Aku rindu padamu,
senja
Entah kapan kau
kembali mengemaskan langit
Entah kapan kau
pulang
Atau aku yang
harusnya pulang?
Jakarta, November
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar