Jumat
sore kemaren gue hangout sama salah seorang kawan gue di coffeeshop lokal yang
hanya menggunakan kopi asli Indonesia. Gag full hangout sih. Temen gue, mulai
dari sini akan gue sebut Brondong, minta ditemenin belajar di luar dalam rangka
menyambut UTS Senin besok. Gue sebagai teman yang baik, yang baru aja gajian,
tentu dengan senang hati menemani si Brondong.Tadinya si Brondong ngajak minta
ditemeninnya di coffeeshop impor dari negara kapitalis. Tapi karena walopun
udah gajian itu coffeeshop tetep aja gag affordable harganya buat gue, jadilah
gue rikues si brondong buat belajar di coffeeshop lokal yang gue maksud.
Sekitar
jam 6 sore, si Brondong udah menyelesaikan rangkuman materi UTS untuk dia
pelajari. Akhirnya gue ngajak dia ngobrol. Ngalor ngidul dah seperti yang biasa
kita lakukan setiap hangout. Dari mulae topik-topik yang ambigu, ngomongin
gebetan, sampe topik-topik serius.
Sampailah
kita pada topik perkosaan. Kita cukup menggebu-gebu ngobrolin ginian karena
perkosaan adalah issue yang sama-sama kita dalami dengan alasan masing-masing.
Ada kali sejam ini topik kita obrolin. Nah, dalam obrolan tentang perkosaan ini
juga gue nyisipin hal-hal tentang feminisme.
Tiba-tiba
si brondong bilang kalo belakangan ini dia baru menyadari bahwa feminisme itu
maknanya bukan soal perempuan versus laki-laki. Sebelumnya, dia pikir feminisme
itu adalah ego perempuan yang telah tercerahkan untuk menindas laki-laki dalam
rangka balas dendam. Si Brondong sempet bete sama hal ini karena secara 'teori'
dia tau bahwa feminisme itu adalah tentang kesetaraan. Ya masa iya kesetaraan
ada yang nindas yekan?
Lalu
gue datang untuk menjadi temennya si Brondong. Si Brondong pun akhirnya paham
apa itu feminisme. Dunia terselamatkan dan kami pun hidup bahagia selamanya...
Bukan
gitu yang mau gue ceritain sebenernya. xD
Gue
memandang selama ini masih banyak yang salah kaprah dengan istilah feminisme.
Seperti
yang Brondong bilang, dia aja ngira feminisme adalah gerakan perlawanan
perempuan terhadap laki-laki. Dan beberapa rakyat sipil ada juga yang
menganggap perempuan-perempuan feminis itu musuhan sama laki-laki. Enggak men!
Itu salah besar.
Feminism
is all about equality. Equality between men and women. Salah banget kalo
dibilang feminis itu musuhan sama lakik. Kalo emang musuhan sama lakik,
temen-temen gue berati lesbian semua dong. Ada kok temen-temen gue yang feminis
dan married sama lakik dan punya anak. Ada juga yang pacaran ama lakik. Gue
sendiri cinta mati sama MIKA. Gag men. Gag gitu.
Lagian,
gag cuma perempuan kok yang boleh disebut feminis. Banyak temen-temen gue yang
lakik yang adalah seorang feminis. Gue menyebut mereka Laki Laki Baru. Dan
menjadi lakik yang feminis gag bakal bikin kadar kelelakian lo yang cowok turun
kok. Percaya deh sama gue.
Oke,
sampe mana kita? Oh iya.
Jadi
inti cerita gue adalah, feminisme gag seserem yang selama ini kalian bayangkan.
Musuh terbesar feminisme adalah budaya patriarki. Budaya patriarki ini
sesungguhnya bukan cuma musuh perempuan dan feminisme tapi juga laki-laki.
Feminisme mengkampanyekan kesetaraan gender BUKAN kesamaan gender. Feminis gag
pengen perempuan dan laki-laki SAMA tapi SETARA. Setara dalam mendapatkan
haknya sebagai manusia seperti hak mendapatkan pendidikan yang layak, hak
mengeluarkan pendapat, dan hak untuk memilih masa depan seperti yang seseorang
rancang pada hidupnya. Kan masih banyak tuh orang yang gag mendapat pendidikan
layak hanya karena dia perempuan. Itu yang diperjuangkan dalam feminisme. Bukan
yang "Elo kan lakik, ngalah dong! Gue kan cewek" atau "karena
elo cewek jadi, ladies first". Percayalah, para aktivis feminis gag
membuang waktu, tenaga, dan pikiran hanya untuk dapet tempat duduk di kendaraan
umum.
Any
further question about this topic? Just email me or tweet me and let's talk
about this in the local coffeeshop which only served Indonesian coffee. ;)
#UdahGituAja
tapi kenyataannya, organ2 yg ngaku feminis, isinya kebanyakan orang2 yg punya masalah sama laki2 deh. hahahaha
BalasHapusya makanya dia jelasin arti feminisme sebenarnya.
Hapusjadi yg sering keliatan itu ga bener? terus kenapa bisa ada anggapan begitu ya?
Hapus