Meremehkan sesuatu akan berakibat fatal, saya adalah
seorang korban atas tindakan bodoh itu. Akibat meremehkan ujian dalam
perkuliahan saya menerima ganjaran yang setimpal. Kegelisahan yang mendalam.
Hari ini ada tiga mata kuliah yang di ujikan oleh
masing-masing dosen mata kuliah. Entah mengapa pada minggu malam saya hanya fokus
mempelajari satu mata kuliah saja. Saya menganggap dua mata kuliah lainnya bisa
saya kerjakan tanpa saya harus repot-repot belajar. Namun kenyataanya
berlawanan.
Siang tadi, saat mata kuliah penjurusan saya merasa
sangat bingung, panik, dan berkeringat. Sampai-sampai pengawas ujian berkata “kamu
udah sarapan belum? Ini soalnya susah lho” saya pun menjawab dengan cengengesan
“udah pak” betapa tololnya saya saat itu.
Sampai pengisian jawaban, semua hal yang saya pelajari
mendadak hilang dari ingatan saya, padahal saya hanya belajar hal itu. Otomatis
dengan sigapnya saya menerapkan sistem lama yang tak pernah usang, bertanya
kepada teman di saat ujian berlangsung. Untungnya teman saya tak merasa
terganggu dengan sikap saya yang cenderung offensif,
itulah gunanya teman, selalu bisa diandalkan dalam keadaan terdesak.
Beberapa saat kemudian, ujian sesi berikutnya dimulai.
Tak ada pelajaran yang saya bawa ke dalam ruang kelas. Yang saya bawa hanyalah
obrolan tentang band-band metal bersama teman di warkop. Saat soal di bagikan saya merasa tenang dan cuek, dan yang terjadi adalah saya
mengingat kata-kata teman saya yang baru saya dengar beberapa jam yang lalu “Real Man anti lama-lama dikelas” saya pun
menyetujui hal itu dan mengerjakan ujian kedua dalam kurun waktu hanya sepuluh
menit.
Sesi terakhir adalah sebuah bencana, hal yang sangat
saya benci keluar sudah. Tak ada yang saya mengerti dari soal-soal yang
ditampilkan. Sekalipun hanya dua soal yang harus dijawab. Ini adalah hal
terbodoh yang pernah saya lakukan. Pesan moral dari tulisan saya adalah jangan
meremehkan segala sesuatu jika tak ingin seperti saya. Udahlah capek