Laman

Minggu, 04 November 2012

Menunggu Ratu Adil




Diam adalah emas. Pantas saja kalau Gusdur almarhum, presiden Indonesia ke-empat, sering tidur saat rapat. Beliau tahu bahwa rapat itu akan mendeg di situ-situ saja. Ujung-ujungnya sudah bisa ditebak dan tak menemukan jalan keluar.

Ya, memang begitu realitanya. Semua ingin memutuskan, semua punya kepentingan dalam rapat tersebut, semua bersifat batu. Sudah jelas yang akan jadi korban. Rakyat, yang sangat memiliki peran namun tidak memiliki kapasitas dalam mengambil keputusan, semua sudah terwakilkan. Rakyat hanya perlu menunggu mau dibawa kemana negara ini.

Apatisme semakin meluas, sejalan dengan egoisme yang semakin merusak. Wajar bila banyak orang diam. Karena, bila mereka, orang-orang yang memilih diam, bersuara, suaranya tak akan terdengar. Betapapun segar dan brilian konsep-konsep yang dimilikinya, kapasitasnya tak mampu untuk merubah keadaan. Jadi, lebih baik diam daripada cuap-cuap tak ada hasilnya.

Perbedaan kelas, dalam bentuk ekonomi, sosial, maupun intelektual, akan selalu ada. Pada dasarnya memang kelas itu sudah ada, konon katanya di surga pun kelas-kelas itu masih berlaku. Lalu apakah manusia-manusia kelas bawah, yang sesungguhnya paling memiliki peran dalam sistem tersebut, memiliki kapasitas untuk menentukan keputusan yang diambil? Ooo, itu kapasitas Anda untuk menentukan. Kami hanya tinggal jalan mengikuti kematian.

Saya hanya perlu menunggu Ratu Adil datang. Mungkin hari ini Ratu Adil tidak datang, mungkin besok, atau.. tak tahulah, tapi Ratu Adil pasti datang. Namun sungguh sial. Keputusan belum juga dibulatkan menjadi masalah yang semakin larut dan bertumpuk, sementara janji pertemuan dengan Ratu Adil pun belum didapatkan. Tapi ia pasti datang, mungkin ketika kita semua hanya tinggal kenangan.

Lalu apa yang akan Anda lakukan? Ikut memutuskan atau diam? Semua tergantung kapasitas Anda. Saya sih hanya tinggal jalan. Apa Anda masih berharap dengan luluhnya perbedaan kelas? Hhmm memang sangat layak untuk diperjuangkan, namun itu adalah kepercayaan. Tidakkah Anda sama egoisnya, dengan orang-orang yang memutuskan tanpa memikirkan bawahan, bila terus memperjuangkan kemustahilan? Kembali lagi, itu adalah kapasitas Anda untuk menntukan diri Anda sendiri.

10 komentar:

  1. “Lah iku timbuling Buda Wekasan, denen sinebut buda wiwitan iya iku ratu majapahit, iya timbuling buda wekasan iku paribasane bakal ana: sileme prau gabus, kumambanging watu item, mungguhing jumeneng nging sang ratu adil, aneng kraton katangga, pasare ana ing lurah binatu, hiya Herucakra, iya Tunjung Putih, iya Pudhak Sinumpet, jumeneng Imam Mahdi, yaiku kanjeng Nabi Isa Roh Allah” – Jangka Jayabaya Catur Sabda. Yang disebut Buddha akhir jaman kegelapan (bukan metteyabuddha) ya itulah raja majapahit dulu. Kelak ia akan berkraton di hutan Ketonggo. Ya itulah senjata cakra Dewa Vishnu, ya itulah ketua aliran teratai putih, ya itulah satria piningit. Semua julukan berkumpul di satu kedaton yaitu Imam Mahdi Nabi Isa Roh Allah. Ratu Adil belum Buddha, tapi orangjawa saat itu meramalnya sebagai Buddha karena baiknya. ‎”Sadurunge ana tetenger lintang kemukus lawa. ngalu-ngalu tumanja ana kidul wetan bener.” – Jayabaya 160. Jauh sebelum kejadian itu sebelumnya ada komet paling bercahaya di abad 21 yang disebut Komet Kohoutek lewat pada tahun kelahiran Ki Agung Gledek Sayuto. Komet Kohoutek datang dari selatan lenyap di timur seperti kata ramalan. “Momongane padha dadi nayaka perang. perange tanpa bala. sakti mandraguna tanpa aji-aji” – Jayabaya 162. Murid-muridnya cuma mengarah menjadi tentara. Jika berperang memakai ilmu praktis tanpa terlalu banyak ajian. Jika berperang tidak butuh kawan. “Apeparap pangeraning prang. tan pokro anggoning nyandhang. ning iya bisa nyembadani ruwet rentenging wong sakpirang-pirang. sing padha nyembah reca ndhaplang” – Jayabaya 163. Bergelar pangeran perang, meski tak berbaju jendral. Tapi bisa menyempurnakan agama besar yang menyembah patung jesus. “Mumpuni sakabehing laku. nugel tanah Jawa kaping pindho. ngerahake jin setan kumara prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyo.” – Jayabaya 164. Sudah menguasai semua ilmu gaib, membagi pulau jawa jadi tiga provinsi saja, dengan mengerahkan jin setan dan semua teman halusnya. Semua makhluk halus bersatu dibawah perintahnya. ‎”Pendhak Sura nguntapa kumara. kang wus katon nembus dosane. kadhepake ngarsaning sang kuasa. isih timur kaceluk wong tuwa. paringane Gatotkaca sayuta” – Jayabaya 165. Selesai suro 2012 sambutlah kehadirannya di Indonesia, dia baru selesai menebus dosa, sudah dihadapkan ke mahakuasa. Masih muda sudah dipanggil Ki. Andalannya Ilmu Satujuta Gatotkaca, ilmu mahaguru khodam versi india warisan eyangnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. “Idune idu geni, sabdane malati, sing mbregendhul mesti mati. ora tuwo, enom padha dene bayi. wong ora ndayani nyuwun apa bae mesthi sembada. garis sabda ora gentalan dina, beja-bejane sing yakin lan tuhu setya sabdanira. tan karsa sinuyudan wong sak tanah Jawa. nanging inung pilih-pilih sapa” – Jayabaya 166. Ilmunya adalah pedang bodhidhamma yang bisa memancarkan listrik api, yang membangkang harus mampus, gak peduli berapapun umur dia. Sabdanya cepat terbukti, beruntunglah bagi yang percaya. Sangat pemilih dalam mengambil bawahan. ‎”waskita pindha dewa. bisa nyumurupi lahire mbahira, buyutira, canggahira. pindha lahir bareng sadina. ora bisa diapusi marga bisa maca ati. wasis, wegig, waskita, ngerti sakdurunge winarah. bisa pirsa mbah-mbahira. angawuningani jantraning zaman Jawa. ngerti garise siji-sijining umat. Tan kewran sasuruping zaman” – Jayabaya 167. Jika meramal seperti dewa. Juga tahu apasaja kelahirankembali Anda sampai tujuh kali kelahirankembali. Bijak Cermat Sakti, tahu sebelum terjadi. Tahu putaran roda jaman, tahu setiap agama matinya kapan. karena itu tak takut kalah dijaman itu. ‎”Awus aputus weda Jawa, mung angandelake trisula. sing tengah sirik gawe kapitunaning liyan. sing pinggir-pinggir tolak colong njupuk winanda” – Jayabaya 168. Sudah selesai menerapkan kejawen, sekarang cuma mengandalkan ilmu trisula veda. Makna trisula ini berpindah-pindah antar bait ramalan jayabaya. Salahsatu maknanya adalah seperti diatas itu melambangkan dua orang sahabat satria piningit yang selalu bersama satria piningit. Dimana Satria Piningitnya pantang merugikan oranglain, sedangkan dua temannya menolak pencurian dan kejahatan. Dimanapun saya berada, saya selalu ada dua orang yang dekat dengan saya. “Sirik den wenehi, ati malati bisa kesiku. senenge anggodha anjejaluk cara nistha. ngertiyo yen iku coba, aja kaino. ana beja-bejane sing den pundhuti. ateges jantrane kaemong sira sebrayat.” – Jangka Jayabaya 169. Tidak mau jika diberi, sukanya mengambil paksa. Tapi tidak usah dihina, itu tandanya anda sekeluarga akan dijaga. ‎”Ing ngarsa Begawan dudu pandhita sinebut pandhita. dudu dewa sinebut dewa. kaya dene manungsa, dudu seje daya kajawaake kanti jlentreh. gawang-gawang terang ndrandhang” – Jayabaya 170. Didepan para pertapa alim, bukan pendeta dipanggil pendeta. bukan dewa dipanggil dewa. Tapi dengan memakai rasio manusia semua hal dijelaskan secara rinci. Yang dianggap tahyul kini menjadi jelas. “Aja gumun aja ngungun, hiya iku putrane bethara indra kang pembayun. Ana manungso kaiden ketemu, uga ana jalma sing durung mangsane. aja sirik aja gela, iku dudu wektunira. Nganggo simbol ratu tanpa makutha.” – Jayabaya 171. Ada orang mau ketemu dengannya, tapi belum bisa. Tidak usah kecewa, memang belum waktu anda. Ia sering membawa logo ratu tanpa mahkota. “Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: ‘Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.” – Ibr 1:6 Injil. “The Supreme-Lord of the earliest Jewish scriptures, Yahweh by name, is also the name of Indra, the Supreme-Lord of Hinduism’s earliest texts,and he is known to be cognate with Rudra-Shiva which confirms these” – kutipan dari situs ini. Adam adalah Jesus.

      Hapus
    2. Konon Ronggowarsito saat pergi berguru ke Kediri, sangat iri hatinya melihat ramalan akan Prabu Jayabaya terhadap satria piningit. sehingga bela-belain membuat ramalan versinya sendiri untuk kalangan sendiri. sehingga menjadikan ramalan versi ronggowarsito yang abal-abal menunjuk ke arjuna anak bungsu dewa indra, sedang ramalan asli dari prabu jayabaya alias anglingdharma alias bhisma alias prabu siliwangi menunjuk pada anak sulung dewa indra yaitu jesus. “Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: ‘Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.” – Ibr 1:6 Injil. “The Supreme-Lord of the earliest Jewish scriptures, Yahweh by name, is also the name of Indra, the Supreme-Lord of Hinduism. Konon Ronggowarsito sangat iri hatinya saat berguru ke kediri melihat ramalan jayabaya untuk satria piningit. sehingga bela-belain membuat ramalan versinya sendiri atau kraton mataram.

      presiden besok ki agung gledek sayuto jesus asli, wapresnya dewantoro anak semarang. kedua-duanya bermata picek, sesuai ramalan. go = ki agoeng, ro = dewantoro. ki agoeng lahir di bumi mekkah, memang jesus asli, setelah mati di kashmir dulu. - buddhist dan penyebar 7 agama: 1. Theravada Buddhism. 2. Nuclear Dhamma New Madyamaka. 3. Kalachakra Shamballa. 4. Neo Christianity. 5. Hindu. 6. Taoism. 7. Modern Confucianism. dewantoro lahir di semarang. - nasrani. dan penyebar buddhi (agama kejawen).

      guru prabu jayabaya si kentir kiai ajar hendak menukar satria piningit menjadi seorang muslim. dibunuh langsung oleh prabu jayabaya. jelas saja dia marah, minta diramal, malah diproyeksikan dunia muslim.

      "nganggo simbol ratu tanpa mahkota" adalah lambang israel, yang akan dikenakan sebagai badge di lengan ratu adil. Dari Jangka Jayabaya: 1. “Hiya iku putrane batara indra kang pembayun (Jesus)”. “Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: ‘Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.” – Ibr 1:6 Injil. “The Supreme-Lord of the earliest Jewish scriptures, Yahweh by name, is also the name of Indra, the Supreme-Lord of Hinduism. 2. “Bisa nyembadani ruwet rentenging wong sakpirang-pirang sing pada nyembah reca ndamplang”. Agama kristen disempurnakan jadi jedism, tidak berubah jadi islam. 3. “Nganggo simbol ratu tanpa mahkota”. Saya memakai lencana israel di tangan kanan. 4. “Sing mbregadul musti mati, ora tuwo enom pada dene bayi.” Tidak ada toleransi. semua dikerjakan sesuai setiap baris ramalan dalam arti sebenarnya. 5. “Kadherekake Sabdopalon lan Noyogenggong.” Jadi Jesus didampingi sabdo palon dan naya genggong.

      Hapus
  2. ngomong opo...iyek..................

    BalasHapus
  3. 10 comando bible torah ini di i,mani ini artinya mesias yoshua kembali untuk yg ke dua kali paham................

    BalasHapus
  4. jeses kembali untuk menggenapi ajaran 10 perintah kitab torah musa
    mengimani ini berarti jeses telah datang lagi ke dunia kita sekarang
    paham......

    BalasHapus
  5. kembali kepada ajaran kenabian jangan kembali kepada penebusan
    sebab ia bukan tuhan
    paham....

    BalasHapus
  6. pengumuman kepada seluruh kususnya pada rakyat endonesa
    terutama kusus mendunia satrio lokasinya www seminar akhir zaman 2016
    sekian untuk di malumi terimakasih

    BalasHapus
  7. Masih banyak lagi lokasi yg harus aku kunjungi buat penataran
    agama wahyu....

    BalasHapus
  8. koplak kabeh tuhan kok berdoa
    doane karo sopo masak doa pada diri sendiri
    iki jenenge karangan mas abunawas yo opo ora......

    BalasHapus