"Aku bukan nasionalis, bukan katolik, bukan sosialis.
Aku bukan buddha, bukan protestan, bukan westernis. Aku bukan komunis. Aku
bukan humanis. Aku adalah semuanya. Mudah-mudahan inilah yang disebut muslim.
Aku ingin orang menilai dan memandangku sebagai suatu kemutlakan (absolute entity) tanpa
menghubung-hubungkan dari kelompok mana saya termasuk serta dari aliran apa
saya berangkat. Memahami manusia sebagai manusia.”
-Ahmad Wahib, pemikir dan pembaharu Islam.
Ilustrasi: hidupkatolik.com
Manusia sebagai mestinya dipandang sebagai manusia utuh
tanpa pernak-pernik di sekitarnya. Tapi pada kenyataanya, manusia selalu
menganggap manusia sebagai bentuk, aliran, dan lainnya, bukan dalam keutuhannya
sebagai manusia. Entah apa yang salah. Apakah para pemuka agama? Mungkin.
Sebagai seorang muslim, saya percaya Alquran. Tapi
tafsirnya, tunggu dulu. Tafsir itu ada karena adanya kesepakatan para ulama.
Alquran diturunkan di Timur Tengah dengan kondisi dan budaya setempat, ketika
masuk ke kultur yang berbeda, perlahan tapi pasti itu akan bercampur dengan
kultur lokal. Tidak selamanya kebenaran mereka sama dengan kebenaran yang saya
yakini. Alquran, seperti juga karya seni, dimana setiap orang berhak
menafsirkannya dengan kebenaran masing-masing.
Banyak ambiguitas saat ada seseorang berkata, “percuma
muslim, tapi diem ketika agamanya dihina,” ketika ada aliran Islam lain
mengungkapkan tafsirnya menurut kebenarannya. Musim mana yang merasa terhina? Bukankah
Alquran itu multitafsir? Bukankah setiap orang mempunyai hak untuk
memperjuangkan kebenarannya? Masih banyak setumpuk pertanyaan yang tak menemukan
jawaban dalam dunia ini.
Persepsi saya untuk saat ini terbentuk dan mengatakan bahwa
yang paling benar adalah ajaran yang saya anut saat ini. Itu ego saya, mungkin.
Tapi setiap manusia punya ego masing-masing. Saya menganggap mereka benar
ketika mereka tidak mengganggu ketenangan –kenyamanan untuk hidup bersosial- saya.
"Kita begitu berbeda dalam semua, kecuali dalam
cinta."
-Soe Hok Gie, pemikir
dan aktivis yang mati muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar